watch sexy videos at nza-vids!



Cerita Lucah Melayu
Koleksi Kisah Seks Melayu Negeri Jiran




 Cerita Lucah Melayu


Koleksi Kisah Seks Melayu Negeri Jiran

 





Tanteku Guruku

Selama aku masih menganggur, aku
sering ke rumah Tante Kis. Selama di
sana aku membantu membersihkan
halaman dan mengatur perkakas
rumah. Maklum tanteku itu hidup
sendirian. Untuk urusan angkat-
mengangkat (mengangkat barang red)
ia tidak sanggup. Suatu sore setelah
aku menggeser pot di halaman agar
kelihatan rapi, aku mau ke kamar
mandi, mau cuci tangan dan buang air.
Toilet Tante Kis ada di dalam
kamarnya, sehingga kalau mau ke
kamar mandi harus ke kamarnya dulu.
Tanpa ragu-ragu kubuka kamar yang
tidak terkunci itu untuk menuju kamar
mandi. Begitu kubuka pintu kamarnya
aku kaget, kulihat Tante Kis baru saja
selesai mengeringkan badannya
dengan handuk sehabis mandi. Saat
kubuka pintu tadi, Tante Kis sedang
dalam keadaan telanjang
membelakangiku. Tante Kis rupanya
tidak menyadari kalau aku sedang
memperhatikan pinggul dan
bokongnya dengan gemetar. Beberapa
menit kemudian kututup kembali
pintunya, dengan perasaan yang galau
dan takut karena memasuki kamarnya
tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
Malamnya aku tidak bisa tidur,
kemaluanku berdiri terus. Aku keluar
dari kamar, rupanya Tante Kis sedang
nonton TV sendirian. Aku mau
menegurnya tapi tunggu dulu, Tante Kis
sedang memakai pakaian yang
merangsang, pahanya yang putih
tersingkap, sementara tangan
kanannya rupanya sedang mengelus
kemaluannya sendiri. Aku diam-diam
duduk agak di belakang posisi
duduknya sambil memperhatikan
tingkahnya tersebut dengan sedikit
was-was. Akhirnya dengan perasaan
yang makin kacau aku kembali ke
kamar. Kemaluanku yang makin
tegang akhirnya kukeluarkan juga,
sambil kuelus-elus.
Beberapa menit kemudian
kejantananku sudah sedemikian
kencang dan terasa ingin keluar.
Tiba-tiba terdengar suara Tante Kis,
“Kenapa Tok, kepanasan ya?”
“Eh.. iya Tante,” jawabku terbata-bata.
“Kamu kenapa?” tanyanya tanpa
melihat ke arah kemaluanku.
Aku penasaran dan dengan
memberanikan diri, kubiarkan terus
kemaluanku tergerai di luar celana
dalamku.
“Nggak tahu nih Tante, ini tegang
terus,” sambil kutunjukkan
kemaluanku.
Tante Kis melihatnya sekilas dengan
tenang. Tante Kis terus masuk ke
kamarku tanpa mempedulikan lagi
kejantananku yang menantang.
“Tok, tolongin Tente dong, kelilipan
nih..” sambil mengucek-ngucek
matanya.
Aku berdiri dan kuhampiri, instingku
mengatakan bahwa ini adalah isyarat
saja agar aku mendekatinya.
Pikiranku sudah sangat jorok. Kuhampir
Tante Kis, senjataku yang sudah siap
tempur mengarah lurus ke depan
menuju perutnya. Lalu kupeluk Tante
Kis, batang kemaluanku terjepit di
perutnya, tanganku meremas ke arah
payudaranya. Rupanya Tante Kis tidak
memakai BH. Aku semakin berani,
kusingkapkan dasternya, kugapai
payudaranya dengan penuh nafsu.
Tante Kis diam saja. Tenang saja dia.
Kuciumi lehernya dari belakang,
payudaranya masih kencang. Beberapa
saat kemudian payudaranya makin
keras dan putingnya makin
menantang. Nafas Tante Kis sudah
mulai mendesah-desah tanda dia mulai
terangsang.
Kubuka dasternya, kulihat tubuhnya
yang putih mulus. Kulepas celana
dalamnya, bulu kemaluannya lebat di
atas kulitnya yang putih. Tanpa
kusadari kami sudah saling berpelukan
tanpa dibatasi selembar benangpun.
Tante Kis sudah membalas ciumanku
dengan buasnya. Tubuhku semuanya
diciumi, sampai ke bawah, terus ke
perut, terus ke bawah lagi dan
sampailah ke arah kemaluanku yang
sudah ia genggam sejak tadi,
barangkali takut kusembunyikan. Aku
mengambil posisi duduk di pinggir
tempat tidur, sementara dengan
gerakan yang berpengalaman ia mulai
mengulum dan menjilati kejantananku
sambil tangannya mengocok dengan
lembut. Aku merasa nikmat yang luar
biasa, bersamaan dengan itu keluarlah
maniku, sebagian menyemprot ke
hidungnya yang mungil. Tante Kis
masih mengocok-ngocok sambil
meremas-remas kemaluanku, sehingga
tuntas sudah sperma yang kukeluarkan
tadi. Tante Kis kelihatan puas. Apalagi
aku, seribu kali puas. Tante Kis masih
terus mempermainkan kemaluanku
yang sudah tidak sekeras tadi
meskipun belum juga menyusut. Tante
Kis terus mempermainkan kemaluanku.
“Kontol kamu bagus To, besar lagi.”
Aku tidak menjawab, hanya
tersenyum manja. Oleh kelihaian
tangannya, segera kurasakan kembali
rasa nikmat seperti saat ngaceng tadi.
“To, kontolmu sudah ngaceng lagi.
Masukin ke gawukku yuk.” Lalu Tante
Kis mengambil posisi terlentang di
sebelahku, mani yang menempel di
wajahnya sudah dibersihkan dengan
bantal.
Tanpa diperintah lagi, aku mengambil
posisi sebaliknya. Kuarahkan
kemaluanku ke liang senggamanya
yang merah merekah, dibimbingnya
batang kejantananku dengan
tangannya, digosok-gosokkan kepala
kemaluanku di atas liang
senggamanya yang sudah basah ke
arah atas dan bawah kemaluannya.
Kemudian diarahkan tepat di depan
gerbang kemaluannya. Sekali lagi
tanpa diperintah dan hanya
berdasarkan naluri saja kutusukkan
seluruh batang kemaluanku ke dalam
liang sorganya. Liang senggamanya
terasa sempit, dan dindingnya terus
memijit-mijit kemaluanku yang
semakin mengeras di dalam goa
nikmatnya. Kudengar ia menjerit-jerit
kecil menikmati gesekan kemaluanku
dengan sempurna. Tanpa kusadari
bokongku sudah naik turun yang
mengakibatkan batang kemaluanku
keluar masuk liang senggamanya.
(Barangkali pembaca belum
kuceritakan bahwa sakalipun aku
belum pernah main perempuan,
dengan Tante Kis ini, baru pertama
kalinya aku melakukan sendiri apa
yang dinamakan senggama, seperti
yang pernah kulihat di film biru)
Tidak lama kemudian nafas Tante Kis
semakin cepat, bersamaan dengan itu
ia semakin kencang menaikkan
pinggulnya sehingga liang
kenikmatannya meremas-remas mesra
batang kejantananku. Aku merasakan
nikmat yang luar biasa. Dan kudengar
Tante Kis berteriak, “Keluarkan sama-
sama To..” Ia mendekap kuat-kuat
punggungku, diciuminya bibirku dengan
buasnya. Tubuhnya mengejang dan,
“Ooohh.. Iihh.. Oohh..” suaranya kali ini
keras sekali, di malam yang sunyi.
Kami tidur bersama malam itu. Ia pulas
sekali tertidur. Sedangkan aku tidak.
Mataku terus melotot. Kejantananku
tidak mau kompromi, tetap tegak
sempurna. Sekali-kali kuremas
payudaranya, ia tetap tidur lelap,
kuelus goa kenikmatannya, ia juga
diam saja. Kudekatkan lampu duduk di
depan selangkangannya.
Kupermainkan liang kewanitaannya,
kuelus, kusibakkan kedua bibirnya dan
kuperhatikan semuanya. Kuraba-raba
klitorisnya yang tersembunyi di atas
bibir kemaluannya. Oh, baru pertama
aku melihat pemandangan ini. Sekali-
kali Tante Kis bangun untuk kemudian
tertidur lagi. “Aku ngantuk Tok,”
katanya pelan. Melihat kemaluannya
yang bebas tersebut, kumanfaatkan
dengan sepuas-puasnya. Akhirnya
kukecup juga bibir Tante Kis lalu
kujilati, Tante Kis kulihat bergelinjang
kegelian sebentar. Lama kuhisap-hisap,
kujilati klitorisnya sampai basah. Basah
oleh ludahku bercampur dengan lendir
yang keluar dari liang senggamanya.
Diangkat-angkatnya pinggul Tante Kis,
menandakan ia keenakan, seakan
ingin lidahku terus menjilatinya. www.ceritakita.hexat.com
Melihat Tante Kis sudah memberikan
tanggapan, segera kutiduri lagi Tante
Kis untuk kedua kalinya. Tante Kis kali
ini bersikap pasif mungkin masih
kelelahan, kumasukkan kejantananku,
kali ini terasa agak seret. Tante Kis
merintih, “Pelan-pelan Tok, sakit..” Aku
menurutinya. Pelan-pelan kumasukkan
batang kejantananku ke dalam liang
senggamanya yang seret itu, sampai
semuanya habis tertelan oleh
kemaluan Tante Kis. Kugoyang
sebentar, keluarlah maniku dengan
deras.
Begitulah, berkali-kali kusetubuhi Tante
Kis, baik dalam keadaan sadar maupun
tidak. Aku tidak bisa menghitung
berapa kali air maniku muncrat.
Sampai akhirnya aku benar-benar
kelelahan dan tertidur.
Sejak saat itu aku jadi sering ke rumah
Tante Kis. Sampai akhirnya aku
diterima kerja di kota lain. Saat ini
usianya mungkin sudah 55 tahun.
Kadang-kadang aku masih suka
mengunjunginya, dan tidak lupa
memberikan siraman air kenikmatan
ke dalam kemaluannya.
>> Next

Back to posts
Comments:

Post a comment


CERITA XXX
Cerita Erotis
Cerita Stim
Cerita Syok
Seri Lucah
Lucah Story
Cerita Syahwat
1 | 2 | 26 | 221 | 809210
© 2011 - 2019 Cerita Lucah
Himpunan Cerita Erotik Melayu

 








Home

Cerita XXX
Seronok|Cerita Stim|Homo|Dusex
Kisah Lucah


© 2011 Cerita Lucah
Himpunan Cerita Erotik Melayu